Kisah Cinta Abadi Seorang Kakek Kepada Istrinya
Pagi itu klinik sangatlah ramai. Seputar jam 9 : 30, seseorang kakek berumur 70-an datang untuk buka jahitan pada luka di ibu jarinya. Saya mempersiapkan berkasnya serta memintanya menanti, lantaran seluruhnya dokter masih tetap repot serta mungkin saja kakek itu baru bisa diakukan seputar satu jam lagi.
Pada saat menanti, kakek itu terlihat gelisah. Berulang-kali ia melirik arlojinya. Saya terasa kasihan. Jadi saat tengah luang, saya luangkan untuk mengecek lukanya. Kelihatannya cukup baik, telah kering serta tinggal buka jahitan serta menempatkan perban baru. Pekerjaan yg tidak terlampau susah, hingga atas kesepakatan dokter, saya putuskan untuk menanganinya sendiri.
Sembari mengatasi lukanya, saya ajukan pertanyaan apakah dia mempunyai janji lain sampai terlihat tergesa-gesa.
“Tidak. Cuma saja, seperti kebiasaanku keseharian, saya bakal pergi ke rumah jompo untuk makan siang berbarengan istriku. ” Kakek itu menceritakan bahwa istrinya menderita penyakit Alzheimer serta telah dirawat disana mulai sejak sekian waktu.
“Apakah istri Kakek bakal geram bila Kakek terlambat? ”
“Tidak… Sesungguhnya istriku telah tak akan mengenaliku mulai sejak lima th. yang lalu” jawaban itu membuatku tersentak.
“Kakek masih tetap pergi kesana sehari-hari meskipun istri Kakek tak kenal lagi? ”
Pria tua itu tersenyum sembari tangannya menepuk tanganku serta berkata, “Dia memanglah tak akan mengenaliku, namun saya masih tetap mengenalinya, kan..? ”
Saya selalu menahan air mata hingga kakek itu pergi…
-----------------------------------------------------------------
Terlepas dari siapa penulisnya, cerita ini mengajarkan perihal makna cinta serta kesetiaan. Seperti kata penulisnya, cinta sebenarnya tak berbentuk fisik atau romantis. Cinta sejati yaitu terima apa yang ada yang berlangsung sekarang ini, yang telah berlangsung, yang bakal berlangsung, serta yang akan tidak pernah berlangsung.
Dalam Islam, cinta pasangan suami istri terbagi dalam dua segi ; mawaddah serta rahmah.
Mawaddah yaitu cinta yang berkenaan dengan aspek fisik ; kecantikan, ketampanan, ketertarikan pada pasangan yang dengannya mereka sama-sama memberi hak biologisnya.
Sedangkah rahmah yaitu kasih sayang yang lebih dekat pada aspek non fisik serta immateri. Ia tumbuh serta ada dalam jiwa tanpa ada mempedulikan kecantikan serta ketampanan pasangannya. Ia bahkan juga tidak mempedulikan apakan belahan jiwanya sakit atau bahkan juga tidak lagi mengenalnya. Ia lahir dari prinsip pernikahan, yang dengan tulus menyukai pasangannya walau fisik sudah beralih.
Inilah cinta yang selalu bertahan sampai tua, selama umur. Serta karena itu kita berdoa, supaya keluarga kita jadi keluarga yang sakinah mawaddah wa rahmah.
Janganlah lupa VOTE serta SHARE yaa.. Sumber:Kisahhikmah.com